KULTUR PERTUMBUHAN MIKROALGA Spirulina sp. PADA MEDIA ASAM, NETRAL DAN ALKALINE SKALA LABORATURIUM
Main Article Content
Abstract
Mikroalga merupakan salah satu biota perairan yang bermanfaat sebagai pakan alami. Salah satu mikroalga yang banyak digunakan untuk pakan alami adalah Spirulina sp. ganggang hijau-biru bersel tunggal dan berfilamen yang termasuk ke dalam kelompok Sianobakter. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang memiliki protein tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai pakan alami. Selama budidaya, pengaturan pH dibutuhkan oleh Spirulina sp. dapat ditemukan di perairan dengan pH alkaline. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan spirulina sp. yang dikultur dalam media asam, netral dan alkaline dengan kisaran pH 5-6, 6-7, 7-8, 8-9, 9-10. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratoris, dengan teknik pengambilan data melalui observasi langsung dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) karena selain unit perlakuan maka semua faktor dibuat homogen atau dihomogenkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa pada media asam, netral dan alkaline skala laboraturium sangat berbeda nyata terhadap kepadatan Spirulina sp. kepadatan populasi yang terbaik terdapat pada perlakuan E nilai rata-rata 4.48 unit/ml dengan kisaran pH 9-10 penambahan 3g baking soda, 1L air dan 1,5 pupuk walne kepadatan populasi terendah terdapat pada perlakuan A nilai rata-rata 1.72 unit /ml dengan kisaran pH 5-6 penambahan 11/2 asam asetat, 1L air dan 1,5 pupuk walne.
Article Details
References
Andersen, R.A. 2005. Algae Culturing Technique. United Kingdom: Elsevier Academic Press.
Borowitzka, M.A. 2000. Microalgal Biotechnology. Australia: Cambridge University Press.
Brock, T. D. and M. T. Madigan. 2018. Biology of Microorganisms 14th Ed.Inc. New Jersey: Prentice-Hall International.
Ciferri, O. 1983. Spirulina, the Edible Microorganism. Microbiology Reviews. American Society For Microbiology, 47(4):551-578.
Chandrasekaran, B., K. Annadurai, dan E. Somasundaram. 2014. Season and System of Farming. Pp 279-82 dalam Textbook of Agronomy. New Dehli: New Age International Publishers.
Christwardana, M & Hadiyanto, M. M. A. N. 2012. Spirulina platensis: potensinya sebagai bahan pangan fungsional. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 21:56-58.
Edhy, W., Pribadi, A. J dan Kurniawan. 2003. Plankton di Lingkungan PT. Central Pertiwi Bahari. Suatu Pendekatan Biologi dan Manajemen Plankton dalam budidaya Udang. Mitra Bahari. Lampung.
Firdaus M., Fauzan A. 2015. Produksi dan Kandungan Nutrisi Spirulina Fusiformis yang Dikultur dengan Pencahayaan Monokromatis Light Emitting Diodes (Leds). Jurnal Riset Akuakultur. 10: 211-219.
Isnansetyo, A., & Kurniastuty. (1995). Teknik Kultur Phytoplankton & Zooplankton. Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Yogyakarta: Kanisius.
Khoirul, A. A. 2013. Cyanobacteria (Alga hijau-biru). Universitas Brawijaya. Malang. 81 hlm.
Liu, Y., Xu. L, N. Cheng, L. J. Lin C. W & Zhang. 2000. Inhibitory effect of phycocyanin from Spirulina platensis on the growth of human leukimia K562 cells. Journal of Applied Phycology,12(2):125-130.
Nemerow, N. L. 1991. Strem, Lake, Estuary, and Ocean Pollution. Second Edition. Van Nostrand Reinhold, New York
Nur, M.M.A., 2014. Potensi Mikroalga sebagai Sumber Pangan Fungsional di Indonesia (overview). Jurnal Eksergi, 11(2), 01 – 06.
Novrina, R. 2003. Teknik Kultur Nannoclholoropsis sp. di Balai Budidaya Lampung. Lampung: Universitas Lampung.
Mulia, R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu UIEU - University Press.
Muyassaroh, Rini Kartika Dewi, dan Dwiana Anggorowati. 2018. Kultivasi Mikroalga Spirulina platensis dengan Variasi Pencahayaan Menggunakan Lampu TL dan Matahari. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018. Pp 381-386.
Richmond, A. 1988. Spirulina. In. M. A. Borowitzka.1994. Microalgal Biotechnology, pp. 85-121. Cambridge University Press. pp. 477
Richmond, A. 2004. CRC Handbook of Microalgal Mass Culture. Florida: CRC Press. page 199-244.
Rizky Y.A., Raya I., Dali S. 2012. Penentuan Laju Kepadatan Sel Fitoplankton Chaetoceros Calcitrans, Chlorella Vulgaris, Dunaliella Salina, dan Porphyridium Cruentum. Skripsi. Jurusan Kimia. Universitas Hasanudin. Makasar.
Sasson, A. 1997. Micro Biotechnologies: Recent Developments and Prospects for Developing Countries. BIOTEC Publication 1/2542. pp. 11-31. Place de Fontenoy, Paris. France. United Nations Educationonal, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Sari, L.A. 2009. Pengaruh Penambahan FeCl3 terhadap Kepadatan Spirulina platensis yang Dikultur pada Media Asal Blotong Kering. Universitas Airlangga. Surabaya
Setyoningrum T.M., Wikasitakusuma V.A., Annisaturraihan., Putra N.I dan Nur M.M.A., 2014. Evaluasi Rasio C/N pada kultivasi Spirulina platensis dengan penambahan molase sebagai sumber karbon organik. Eksergi. 10(2), 30-34.
Satyantini, W.H dan E. D. Masithah. 2007. Diktat Penuntun Praktikum Budidaya Pakan Alami. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya. hal. 28.
Suryati, T. 2002. Pelayaran Kebangsaan bagi Ilmuwan Mud(plankton). Jakarta: Direktorat Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional bekerja sama degan Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI
Sugiyono, 2013, Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. (Bandung:ALFABETA)
Suminto. 2009. Penggunaan Jenis Media Kultur Teknis Terhadap Produksi dan Kandungan Nutrisi Sel Spirulina platensis. Jurnal Saintek Perikanan, 4(2):53- 61.
Tripanji & Suharyanto. 2001. Optimization Media from Low COH-Nutrient Sources for Growing Spirulina platensis and Carotenoid Production. Menara Perkebunan. Bogor. 69(1):18-28.
Utami, B. L., 2011. Fisiologi Tumbuhan II untuk Mahasiswa Biologi FMIPA dan Pendidikan Biologi. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Vonshak, A., and T, Lukavsky. 2004. Arthtospira (Spirulina): Systematics Ecology of Cyanobacteria. Kluwer Academic and Ecophysiology. In: Whitton, A., Potts, M., Eds. The Publishers. Netherlands:505-522.
Wang, Z.P. and Zhao, Y., 2005. Morphological reversion of